Senin, 27 Mei 2013

17 Pekerja Seks aka Jablay di kirim ke Jakarta

ORANG KARAWANG - Pekerja seks komersial atau jablay yang biasa mangkal di warung remang-remang dan sejumlah tempat lain di luar hotel atau tempat hiburan, malam akhir pekan kemarin (25/5), terkena razia Satpol PP. Malam itu, ada 17 orang yang berhasil diangkut aparat penegak perda ke kantornya di Jalan Ahmad Yani Karawang.
Selanjutnya, kata Kepala Satpol PP Hendro Subroto, para penjaja seks tersebut diserahkan langsung ke Dinas Sosial. Setelah pendataan, mereka dikirim ke Kemensos Jakarta guna diberikan pembinaan. "Operasi ini sesuai amanat Perda nomor 27 tahun 2001 tentang Pemberantasan Praktek dan Tempat Kemaksiatan, Perjudian dan Prostitusi. Kegiatan ini juga merupakan program kerja yang kita rencanakan selama tahun 2013," jelasnya.
Hendro mengakui, kegiatan prostitusi tumbuh subur lagi di beberapa tempat di wilayah hukum Kabupaten Karawang. Baik secara terbuka maupun terselubung melalui tempat hiburan atau bahkan di hotel-hotel. Walaupun dalam razia yang melibatkan 40 orang personil gabungan dari unsur kepolisian, Kodim 0604, maupun Sub Denpom, bahkan Dinsos, ke-17 PSK yang terjaring adalah mereka yang tergolong kelas jajakan.
"Razia ini juga ada dari laporan masyarakat. Di antara PSK yang berhasil kita jaring, banyak terdapat di Cikampek. Untuk titik-titik lainnya sedang kita petakan kondisinya. Insya Allah razia serupa bakal terus kita lakukan," janji Hendro kepada para wartawan. Sayangnya, ia tidak menjelaskan kesanggupannya melakukan razia yang sama terhadap kegiatan kemaksiatan di sejumlah tempat hiburan maupun hotel.
Terkait ini, Pelaksana Bidang Pemulihan dan Perlindungan Sosial Dinsos. Yeti Mulyati, mengatakan, PSK yang seluruhnya berjenis kelamin perempuan itu akan segera dikirim ke Balai Rehabilitasi di Pasar Rebo Jakarta.  Di sana, kata dia, mereka akan dilatih berbagai keterampilan seperti menjahit, merias, menata rambut, maupun keahlian lain sesuai bakat yang dimiliki mereka masing-masing selama 6 bulan. Sehingga ketika mereka kembali ke masyarakat, menurutnya, sudah bisa mengembangkan keahliannya itu untuk mendapatkan penghasilan. Sehingga dunia hitam ditinggalkan.
Sumber : Radar Karawang

0 komentar:

Posting Komentar